Prinsip-Prinsip Manajemen Kurikulum
Adi Saputra
Abstract:
This paper tried reveal the principles of curriculum management. It was found
that; There are several principles that must be considered in implementing such a curriculum
management: Productivity, the results obtained in the curriculum activities is an aspect that
should be considered in the management curriculum. Consideration of how to make the
students can achieve the learning outcomes in accordance with the objectives of the curriculum
should be a goal of curriculum management. Democratization, implementation of curriculum
management should be based on democracy that puts managers, implementers and students
on subjects that should be in a position of carrying out their duties with full responsibility to
achieve the objectives of the curriculum. Cooperative, to obtain the expected results in the
curriculum management activities necessary to positive cooperation from the parties involved.
Effectiveness and Efficiency, The set of curriculum management activities should consider the
effectiveness and efficiency to achieve the objectives of the curriculum, so that the curriculum
management activities provide useful results to the cost, effort, and a relatively short time.
Directing the vision, mission, and goals set forth in the form of curriculum, the curriculum
management process should be able to strengthen and direct the vision, mission, and
objectives of the curriculum.
Kata Kunci: Prinsip, Manajemen, Kurikulum
A. Pendahuluan
Tujuan pendidikan Nasional di Indonesia tentu saja bersumber pada
pandangan dan cara hidup manusia Indonesia, yakni Pancasila. Sebagai implikasi dari
nilai-nilai filsafat pancasila yang dianut bangsa Indonesia, dicerminkan dalam rumusan
tujuan pendidikan nasional seperti terdapat dalam UU No. 20 tahun 2003, yaitu :
Pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beiman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, bereilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. (pasal 2 dan 3).1
Menurut Tyler (1946), Taba (1963) dan Tanner (1984) menyatakan tuntutan
masyarakat adalah salah satu dasar dalam pengembangan kurikulum. Calhoun, Light,
dan Keller (1997) memaparkan tujuh fungsi sosial pendidikan, yaiut : (1) mengajar
359
360 Al-Ta’lim, Vol. 13, No. 2, Juli 2014
keterampilan, (2) mentramisikan budaya, (3) mendorong adaptasi lingkungan, (4)
membentuk kedisiplinan, (5) mendorong bekerja kelompok, (6) meningkatkan
perilaku etik, dan (7) memilih bakat dan memberi penghargaan prestasi.
Tujuan pendidikan pada dasarnya merupakan rumusan yang komprehensif
mengenai apa yang seharusnya dicapai. Herbert Spencer dalam Nasution (1982)
mengungkapkan lima kajian sebagai sumber dalam merumuskan tujuan pendidikan,
yaitu:
1. Self-Preservation, yaitu individu harus dapat menjaga kelansungan hidupnya dengan
sehat, mencegah penyakit, hidup secara teratur.
2. Securing the necssitties of life, yaitu individu yang harus sanggup mencari nafkah dan
memenuhi kebutuhan hidup dengan melakukan suatu pekerjaan.2
3. Reaning of familiy, yaitu individu juga harus mampu menjadi menjadi ibu yang
sanggup bertanggung jawab atas pendidikan anaknya dan kesejahteraan
keluarganya.
4. Enjoying proper social and political relationships, yaitu individu harus sanggup
memanfaatkan waktu senggangnya dengan memilih kegiatan-kegiatan yang
menyenangkan dan menambah kenikmatan dan kegairahan hidup.
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat
srategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan
kurikulum di dalam pendidikan dan perkembangan kehidupan peserta didik, maka
dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang
kokoh dan kuat.
Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya dipergunakan bagi para
penyusun kurikulum (makro) atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai
kurikulum ideal, akan tetapi terutama yang harus dipahami dan dijadikan dasar
pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum (mikro) yaitu para guru, kepala sekolah,
pengawas pendidikan dan pihak-pihak lain yang terkait dengan tugas-tugas
pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan implementasi kurikulum
disetiap jenis dan jenjang pendidikan/persekolahan. Dengan posisinya yang penting
tersebut, maka dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa
dilakukan secara sembarangan, dalam melakukan proses penyelenggaraan
Adi Saputra, Prinsip-Prinsip Manajemen Kurikulum 361
pendidikan, sehingga dapat menfasilitasi tercapainya sasaran pendidikan dan
pembelajaran secara efektif dan efesien.
B. Pengertian Manajemen Kurikulum
Dalam studi manajemen terdapat berbagai pandangan yang mecoba
merumuskan definisi manajemen dengan titik tekan yang berbeda-beda. Salah satu
rumusan oprasional yang memungkinkan dapat diajukan, bahwa manajemen adalah
suatu proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia dengan
bantuan manusia lain serta sumber-sumber lainya, menggunakan metode yang efisien
dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.3
Bertitik tolak dari rumusan tersebut, maka ada beberapa hal yang perlu dijelaskan
lebih lanjut.
1. Manajemen merupakan suatu proses sosial yang merupakan proses kerja sama
antara dua orang atau lebih secara formal.
2. Manajemen dilaksanakan dengan bantuan sumber-sumber, yakni : sumber
manusia, sumber matrial, sumber biaya, dn sumber informasi
3. Manajemen dilaksanakan dengan metode kerja tertentu yang efesien dan
efektif, dari segi tenaga, dana, waktu dan sebagainya.
4. Manajemen mengacu kepencapaian tujuan tertentu, yang telah ditentukan
sebelumnya.
Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem kurikulum yang kooperatif,
komprehensif, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan
kurikulum. Dalam pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai
dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Oleh karena itu, otonomi yang diberikan pada lembaga
pendidikan dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan
kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi lembaga pendidikan tidak
mengabaikan kebijaksanaan nasional yang telah ditetapkan.4
Hubungan sekolah dengan masyarakat perlu dikelola secara produktif.
Selengkapnya dapat di lihat
Prinsip-Prinsip Manajemen Kurikulum
Adi Saputra
Abstract:
This paper tried reveal the principles of curriculum management. It was found
that; There are several principles that must be considered in implementing such a curriculum
management: Productivity, the results obtained in the curriculum activities is an aspect that
should be considered in the management curriculum. Consideration of how to make the
students can achieve the learning outcomes in accordance with the objectives of the curriculum
should be a goal of curriculum management. Democratization, implementation of curriculum
management should be based on democracy that puts managers, implementers and students
on subjects that should be in a position of carrying out their duties with full responsibility to
achieve the objectives of the curriculum. Cooperative, to obtain the expected results in the
curriculum management activities necessary to positive cooperation from the parties involved.
Effectiveness and Efficiency, The set of curriculum management activities should consider the
effectiveness and efficiency to achieve the objectives of the curriculum, so that the curriculum
management activities provide useful results to the cost, effort, and a relatively short time.
Directing the vision, mission, and goals set forth in the form of curriculum, the curriculum
management process should be able to strengthen and direct the vision, mission, and
objectives of the curriculum.
Kata Kunci: Prinsip, Manajemen, Kurikulum
A. Pendahuluan
Tujuan pendidikan Nasional di Indonesia tentu saja bersumber pada
pandangan dan cara hidup manusia Indonesia, yakni Pancasila. Sebagai implikasi dari
nilai-nilai filsafat pancasila yang dianut bangsa Indonesia, dicerminkan dalam rumusan
tujuan pendidikan nasional seperti terdapat dalam UU No. 20 tahun 2003, yaitu :
Pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beiman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, bereilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. (pasal 2 dan 3).1
Menurut Tyler (1946), Taba (1963) dan Tanner (1984) menyatakan tuntutan
masyarakat adalah salah satu dasar dalam pengembangan kurikulum. Calhoun, Light,
dan Keller (1997) memaparkan tujuh fungsi sosial pendidikan, yaiut : (1) mengajar
359
360 Al-Ta’lim, Vol. 13, No. 2, Juli 2014
keterampilan, (2) mentramisikan budaya, (3) mendorong adaptasi lingkungan, (4)
membentuk kedisiplinan, (5) mendorong bekerja kelompok, (6) meningkatkan
perilaku etik, dan (7) memilih bakat dan memberi penghargaan prestasi.
Tujuan pendidikan pada dasarnya merupakan rumusan yang komprehensif
mengenai apa yang seharusnya dicapai. Herbert Spencer dalam Nasution (1982)
mengungkapkan lima kajian sebagai sumber dalam merumuskan tujuan pendidikan,
yaitu:
1. Self-Preservation, yaitu individu harus dapat menjaga kelansungan hidupnya dengan
sehat, mencegah penyakit, hidup secara teratur.
2. Securing the necssitties of life, yaitu individu yang harus sanggup mencari nafkah dan
memenuhi kebutuhan hidup dengan melakukan suatu pekerjaan.2
3. Reaning of familiy, yaitu individu juga harus mampu menjadi menjadi ibu yang
sanggup bertanggung jawab atas pendidikan anaknya dan kesejahteraan
keluarganya.
4. Enjoying proper social and political relationships, yaitu individu harus sanggup
memanfaatkan waktu senggangnya dengan memilih kegiatan-kegiatan yang
menyenangkan dan menambah kenikmatan dan kegairahan hidup.
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat
srategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan
kurikulum di dalam pendidikan dan perkembangan kehidupan peserta didik, maka
dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang
kokoh dan kuat.
Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya dipergunakan bagi para
penyusun kurikulum (makro) atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai
kurikulum ideal, akan tetapi terutama yang harus dipahami dan dijadikan dasar
pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum (mikro) yaitu para guru, kepala sekolah,
pengawas pendidikan dan pihak-pihak lain yang terkait dengan tugas-tugas
pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan implementasi kurikulum
disetiap jenis dan jenjang pendidikan/persekolahan. Dengan posisinya yang penting
tersebut, maka dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa
dilakukan secara sembarangan, dalam melakukan proses penyelenggaraan
Adi Saputra, Prinsip-Prinsip Manajemen Kurikulum 361
pendidikan, sehingga dapat menfasilitasi tercapainya sasaran pendidikan dan
pembelajaran secara efektif dan efesien.
B. Pengertian Manajemen Kurikulum
Dalam studi manajemen terdapat berbagai pandangan yang mecoba
merumuskan definisi manajemen dengan titik tekan yang berbeda-beda. Salah satu
rumusan oprasional yang memungkinkan dapat diajukan, bahwa manajemen adalah
suatu proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia dengan
bantuan manusia lain serta sumber-sumber lainya, menggunakan metode yang efisien
dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.3
Bertitik tolak dari rumusan tersebut, maka ada beberapa hal yang perlu dijelaskan
lebih lanjut.
1. Manajemen merupakan suatu proses sosial yang merupakan proses kerja sama
antara dua orang atau lebih secara formal.
2. Manajemen dilaksanakan dengan bantuan sumber-sumber, yakni : sumber
manusia, sumber matrial, sumber biaya, dn sumber informasi
3. Manajemen dilaksanakan dengan metode kerja tertentu yang efesien dan
efektif, dari segi tenaga, dana, waktu dan sebagainya.
4. Manajemen mengacu kepencapaian tujuan tertentu, yang telah ditentukan
sebelumnya.
Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem kurikulum yang kooperatif,
komprehensif, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan
kurikulum. Dalam pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai
dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Oleh karena itu, otonomi yang diberikan pada lembaga
pendidikan dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan
kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi lembaga pendidikan tidak
mengabaikan kebijaksanaan nasional yang telah ditetapkan.4
Hubungan sekolah dengan masyarakat perlu dikelola secara produktif.
Selengkapnya dapat di lihat
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan berkomentar yang santun